Namanya telah masuk ke berbagai tulisan, bahkan karya ilmiah. Maka untuk meresensi tulisannya, bukanlah sembarang pekerjaan. Padang Bulan (Bentang, Maret 2011) adalah salah satu mahakarya Mega Bestseller dari Andrea Hirata.
Ketika tulisan ini dibuat, novel pertama dari dwilogi Padang Bulan itu telah mencapai cetakan yang kedelapan. Saya sendiri tak tahu ini adalah resensi yang keberapa.
Menanggapi orang sakit gila nomor 31 adalah sakit gila nomor 32 (Padang Bulan - Andrea Hirata)
Padang Bulan adalah buku yang berkisah tentang Enong, gadis kecil yang pada usia ke 14 harus kehilangan sosok seorang ayah dan mengemban tugas anak pertama yang begitu berat. Enong harus meninggalkan sekolahnya demi sekolah adik-adiknya dan mengambil pekerjaan hina, yakni seorang pendulang timah, pekerjaan yang hanya setingkat lebih tinggi dari seekor kerbau pembajak.
Dipertemukan oleh nasib, Aku (Andrea Hirata) suatu hari berjumpa dengan Enong di kantor pos. Berbagai warna dan kisah di buku Padang Bulan berkisah Enong dan Andrea Hirata itu sendiri. Enong begitu berminat pada Bahasa Inggris, dan Andrea Hirata sendang digenggam cemburu karena kekasihnya, Aling, sedang dibawa lari oleh lelaki gagah perkasa bernama Zinar.
Akhir dari cerita ini, berakhir bahagia. Enong akhirnya mendalami bahasa Inggris di sebuah kursus yang tidak ketinggalan zaman (kalau kamu bingung membaca kalimat ini, kamu harus baca sendiri bukunya agar paham). Selain itu, Aling ternyata tidak akan menikah dengan Zinar. Kabar itu hanyalah kesalah pahaman yang dibuat oleh detektif kontet bernama M. Nur, yang tak lain dan tak bukan adalah temannya Andrea Hirata.
Namun begitu, cerita ini begitu mengharukan sekaligus jenaka sekali. Perlu bagi penggemar tulisan Andrea Hirata untuk segera membaca buku ini.
Padang Bulan - Andrea Hirata
Cerita bermula ketika Syalimah (ibu Enong) sedang diberikan kejutan oleh Zamzami suaminya. Kejutan itu adalah sebuah sepeda yang sebenarnya diminta oleh Syalimah empat tahun lalu. Bahkan Syalimah sendiri sudah lupa dengan permintaan itu. Tapi begitulah, cerita ini kian romantis karena Zamzami masih ingat betul keinginan istrinya itu.
Namun nasib bercerita lain. Zamzami tertimpa longsor dengan posisi terlentang. Tentang tak ada seorangpun pendulang yang selamat jika tertimpa longsor dalam posisi itu, maka Zamzami tak mendapat pengecualian. Di hari pemberian hadiah itu, Zamzami meninggal.
Jadilah Enong, anak pertama mereka, harus mengadu nasib ke Tanjong Pandan demi menghidupi kembali keluarganya menggantikan posisi ayahnya. Namun dia masih kecil. Tak seorangpun yakin dengan dirinya, maka dia pualng dengan tangan hampa tanpa mendapat pekerjaan.
Enong harus memikirkan pekerjaan lain. Mendulang timah adalah pilihan terakhir yang menjadi solusi atas persoalan berat yang dihadapinya. Demi mendulang timah, dia harus meninggalkan sekolah.
Hebatnya, dia tak meninggalkan minantnya pada bahasa Inggris. Peninggalan ayahnya yang paling berharga Kamus Bahasa Inggris Satu Milyar Kata menjadi peledak semangatnya di kala sulit.
***
Di sisi lain di Pulau Belitong itu, Ikal, sedang didera cemburu karena baru saja mendapat kabar dari detektif kontet yang terkena penyakit gila nomor 31 bernama M. Nur. Beliau berkata bahwa A Ling akan menikah dengan Zinar.
Detektif M. Nur berkata bahwa Aling (kekasih Ikal) sedang dibawa lari oleh lelaki tinggi tampan bernama Zinar. Padahal, demi A Ling kekasihnya, Ikal harus bermusuhan dengan ayahnya sendiri. Sesuatu yang tidak pernah diajarkan kepadanya. Dia menjadi galau. Perlukah dia memperjuangkan A Ling? Atau dia tinggalkan saja? Toh bapaknya tidak merestui hubungan mereka!
Segala usaha dilakukan Ikal untuk mengalahkan Zinar dan merebut kembali A Ling. 17 Agustus sebentar datang. Itu artinya, berbagai pertandingan akan diadukan.
Sangat jenaka dan inspiratif.
Para pencinta karya Andrea Hirata pasti langsung tersenyum karena akan muncul penyakit gila baru.
Tentu saja dengan pembawaan Andrea Hirata dan akal bulus Ikal yang tak pernah mask akal.
Saya tertawa jauh lebih banyak ketika membaca buku ini dibanding dengan buku Koala Kumal karya Radity Dika, padahal buku ini sama sekali bukan bergenre komedi.
Penyakit Gila Nomor 31 : Terobsesi dengan rahasia, spionase, mengintai, menyamar, menyelinap dan mengendap-endap.
Detektif M. Nur berkata bahwa Aling (kekasih Ikal) sedang dibawa lari oleh lelaki tinggi tampan bernama Zinar. Padahal, demi A Ling kekasihnya, Ikal harus bermusuhan dengan ayahnya sendiri. Sesuatu yang tidak pernah diajarkan kepadanya. Dia menjadi galau. Perlukah dia memperjuangkan A Ling? Atau dia tinggalkan saja? Toh bapaknya tidak merestui hubungan mereka!
Segala usaha dilakukan Ikal untuk mengalahkan Zinar dan merebut kembali A Ling. 17 Agustus sebentar datang. Itu artinya, berbagai pertandingan akan diadukan.
Apa yang diikuti Zinar, maka Ikal adalah lawannya yang pertama. Ikal akan balas dendam.
Pada pertandingan catur, Ikal kalah telak, padahal dibelakangnya, sudah ada teman semasa kuliah yang menyokong. Ajaran teman semasa kuliahnya itu (sang grandmaster wanita) tak berhasil menegakkan kepala Ikal dalam bercatur di hadapan Zinar. (Untuk tahu lebih lanjut tentang masa kuliah Ikal, bacalah Sang Pemimpi dan Edensor)
Tak boleh menyerah.
Maka Ikal ikut pula pertandingan Voli. Namun dia ditolak untuk bergabung dengan tim karena lompatannya (dengan tangan terangkat) tidak berhasil melewati net voli. Voli dicoret dari daftar.
Masih ada pertandingan Pingpong yang membuat Ikal percaya diri, karena ia sudah menggulung banyak sekali orang kampung diatas meja tenis itu. Ternyata yang terjadi lain ceritanya. Ia harus bersembunyi dibawah meja untuk menghindari pukulan Zinar yang cepat dan tajam.
Yang tersisa hanyalah sepak bola. Namun sepanjang permainan, dia hanya duduk di bangku cadangan.
Maka putuslah harapan Ikal untuk bisa melipat-lipat Zinar di hadapan A Ling.
***
Setiap pertemuan itu memang mengandung misteri dan tujuan. Pertemuan Ikal dan Enong pun demikian.
Enong suka sekali mengumpulkan katalog produk. Apalagi yang berbahasa Inggris.
Ketika mereka bertemu, Ikal secara tak sengaja melihat katalog peninggi badan milik Enong, maka akhirnya Ikal tahu misteri dan tujuan dia dipertemukan dengan Enong. Tuhan ingin Ikal menjadi tinggi. Lebih tinggi dari Zinar.
Dengan cepat Ikal menyelipkan katalog itu, dan pergi.
Ketika mereka bertemu, Ikal secara tak sengaja melihat katalog peninggi badan milik Enong, maka akhirnya Ikal tahu misteri dan tujuan dia dipertemukan dengan Enong. Tuhan ingin Ikal menjadi tinggi. Lebih tinggi dari Zinar.
Dengan cepat Ikal menyelipkan katalog itu, dan pergi.
Setelah membaca testimoni dari para pengguna, Ikal segera mengirimkan uang untuk memesan alat bernama peninggi badan bernama Ortoceria!
Kesempatan Ikal untuk membalas dendam kepada Zinar tumbuh lagi. Tentu saja dengan bantuan Ortoceria!
Dan ketika produk itu sampai, Ikal langsung mencobanya di sebuah gudang pencucian timah yang sudah lama ditinggal orang. Alat itu sangat sederhana, memanfaatkan gravitasi untuk menarik badan pengguna supaya tinggi. Alat itu tak lain adalah serupa dengan korset yang digantung dengan pemberat dibawahnya.
Maka ketika Ikal menggunakan alat itu, lehernya terjerat. Hampir putus nyawanya! Untunglah Enong melihat kejadian itu, maka ia menyelamatkan ikal dari maut dan cengkraman alat Ortoceria! itu.
Harapan Ikal untuk membalas benar-benar Zinar sudah digulung habis.
***
Pertempuran Ikal dengan ayahnya usai sudah karena Ikal sudah kalah oleh Zinar.
Ibunya hanya bisa merepet karena anak itu - yang sudah sarjana itu - tak punya pekerjaan.
Ikal sebenarnya sudah beberapa kali berencana pergi ke Jakarta untuk bekerja. Tapi dia tidak jadi pergi demi A Ling.
Harapan dengan A Ling sudah sirna. Ikal membulatkan tekad - sekali lagi - untuk meninggalkan Belitong. Tentunya demi sebuah pekerjaan. Dia tak mau setiap hari dimarahi ibunya.
Tinggal sesaat sebelum dia pergi, datanglah A Ling, dengan kesal memarahi Ikal karena tidak berpamitan terlebih dahulu sebelum pergi.
Dengan babibu Ikal bertanya-tanya, bukankah A Ling akan digendong pergi oleh Zinar? Bingung betul dia!
Ternyata ini sebuah salah paham, yang tak lain dan tak bukan, disebabkan oleh detektif kontet bernama M. Nur itu! Zinar hanyalah sekadar sanak saudara dari A Ling!
Ibunya hanya bisa merepet karena anak itu - yang sudah sarjana itu - tak punya pekerjaan.
Ikal sebenarnya sudah beberapa kali berencana pergi ke Jakarta untuk bekerja. Tapi dia tidak jadi pergi demi A Ling.
Harapan dengan A Ling sudah sirna. Ikal membulatkan tekad - sekali lagi - untuk meninggalkan Belitong. Tentunya demi sebuah pekerjaan. Dia tak mau setiap hari dimarahi ibunya.
Tinggal sesaat sebelum dia pergi, datanglah A Ling, dengan kesal memarahi Ikal karena tidak berpamitan terlebih dahulu sebelum pergi.
Dengan babibu Ikal bertanya-tanya, bukankah A Ling akan digendong pergi oleh Zinar? Bingung betul dia!
Ternyata ini sebuah salah paham, yang tak lain dan tak bukan, disebabkan oleh detektif kontet bernama M. Nur itu! Zinar hanyalah sekadar sanak saudara dari A Ling!
Kelebihan buku Padang Bulan
Sangat jenaka dan inspiratif.
Para pencinta karya Andrea Hirata pasti langsung tersenyum karena akan muncul penyakit gila baru.
Tentu saja dengan pembawaan Andrea Hirata dan akal bulus Ikal yang tak pernah mask akal.
Saya tertawa jauh lebih banyak ketika membaca buku ini dibanding dengan buku Koala Kumal karya Radity Dika, padahal buku ini sama sekali bukan bergenre komedi.
Kekurangannya
Saya tak bisa mengungkap kekurangannya. Saya tak menemukan kekuarangan di buku ini.
Hanya saja, saya ragu, apabila buku ini adalah karya Andrea Hirata pertama yang dibaca seseorang, saya ragu orang tersebut bisa menangkap jenakanya.
Hanya saja, saya ragu, apabila buku ini adalah karya Andrea Hirata pertama yang dibaca seseorang, saya ragu orang tersebut bisa menangkap jenakanya.
2 komentar
Write komentarSaya tidak puas dengan kekurangan dan kelebihan novel yg anda resensi
ReplySudah diupdate yaa
ReplyEmoticonEmoticon