Pernahkah kita dihadapkan pada
situasi dimana kita harus berpidato di depan umum? Saya pernah dapat jatah
berpidato di lapangan upacara. Sebenarnya, persiapan saya sudah matang. Pidato sudah
dihafal tiga kali sehari. Tapi ketika puluhan mata menatap, semua persiapan malah
jadi sia-sia. Jadi, bagaimana caranya agar bisa berpidato di depan umum dengan
baik?
Berpidato |
Ada cara yang lain, yaitu dengan
menghafal teks. Jadi kita tinggal menghafal teks yang telah sudah persiapkan, lalu disampaikan ke
khalayak ramai. Saya rasa, cara yang satu ini sangat riskan untuk pemula, karena
kalau gugup, berpidato menjadi tidak lancar bahkan bisa benar-benar lupa.
Kalau sudah mulai terbiasa dengan
berpidato di depan umum, bawalah catatan kecil berisikan topik-topik yang ingin
disampaikan, lalu dikembangkan di atas podium. Kata bapak guru, cara ini yang
paling sering dipakai para orator. Persiapannya tidak memakan waktu lama dan bisa
berpidato dengan lebih leluasa.
Setelah mengenal metode-metode
berpidato, mulailah mempersiapkan pidato yang hendak kita sampaikan. Saya susun
poin-poin yang ingin disampaikan, rangkai teks pidatonya, lalu disusun menjadi
pidato yang padu. Jangan sekali-kali berpidato tanpa persiapan! Sebenarnya, ada
satu metode lagi, yaitu metode serta-merta tanpa persiapan. Tapi ini jarang
dipakai di depan umum karena berpidato bisa jadi ngambang dan tidak terarah.
Saya pakai
metode yang membawa teks kedepan untuk latihan di awal. Lalu, saya ikuti resep
guru Bahasa Indonesia saya, “latihan di depan cermin”. Ekspresi muka sudah pas
dengan yang ingin disampaikan, lalu mulai baca pidatonya. Oke, hasilnya cukup
bagus.
Tibalah
saatnya untuk berpidato. Sebelum berpidato, saya cek dulu apakah semua sudah
siap. Syukurlah saya segera tahu kalau risleting
belum terkancing (soalnya tadi ke kamar mandi dulu). Saya pun sadar bahwa
sebelum berpidato kita harus cek bahwa pakaian kita sudah rapi, aman, dan
terkendali. Kan malu kalau orang tertawa di tengah pidato karena menyadari ada
yang salah dengan pakaian kita. Oh ya, jangan lupa ke kamar mandi dulu sebelum
naik ke podium.
Masalah
berikutnya menanti : nanti bakal ada ratusan pasang mata yang melihat kita
berpidato. Yap, orang bijak benar, thousands
problems, millions solutions. Setelah bertanya ke orang-orang yang sering
berbicara didepan umum, akhirnya saya temukan solusinya. Kalau berpidato,
jangan tatap mata pendengar, tatap lehernya, atau jidatnya! Entah mengapa
kontak mata bisa membuat kita grogi. Tapi setelah saya coba, ternyata gugup
jadi berkurang.
Selain itu, wajib tarik nafas dahulu sebelum
berpidato. Tiga kali! Ini bisa mengurangi kecepatan detak jantung, sehingga
bisa berfikir lebih jernih, dan tubuh kita bereaksi lebih terkendali. Ini sudah
saya buktikan sendiri. Ketika tangan gemetaran, jantung berdetak kencang, tarik
nafas sajalah dulu. Kalau sudah tenang, baru lanjutkan.
Yah, itulah
beberapa cara saya menghadapi rasa gugup ketika harus berpidato di depan umum.
Semoga bisa membantu. Selamat berpidato!!
Catatan : Saya juga masih baru belajar berpidato
EmoticonEmoticon